Tiga Golongan Yang Pertama Kali Masuk Neraka
adin darmawan
11:18 AM
0
Mereka bukanlah orang kafir, mereka bukan orang musyrik penyembah berhala dan sejenisnya, bukan pula pelaku zina, bukan perampok atau
pembunuh dan bukan orang-orang munafik. Siapakah mereka? siapakah
orang-orang yang merugi tersebut? yang disegerakan oleh Allah
pengadilannya, dan menjadi yang pertama merasakan cabikan api neraka?
Ternyata tiga golongan yang pertama kali masuk neraka adalah golongan
orang-orang yang syahid, golongan orang-orang yang menuntut ilmu dan
mengajarkannya serta membaca Al Qur'an, dan golongan orang yang diberi
kelapangan rezeki dan membagi-bagikannya.
Bagaimana bisa? bukankah amalan-amalan mereka adalah amalan yang utama dan sesuai dengan perintah Allah dan rasulnya?
Pertama, orang yang syahid. Pada hari kiamat Allah memanggil
orang yang mati syahid lalu memperlihatkan kepadanya
kenikmatan-kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya di dunia, dan
ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : 'Amal apakah yang engkau lakukan
dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab : 'Aku berperang semata-mata
karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berfirman : 'Engkau
dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani.
Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian
diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya
(tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka.
Kedua, orang yang berilmu dan mengajarkannya serta membaca Al
Qur'an. Kemudian Allah memanggil orang yang berilmu tersebut lalu
memperlihatkan nikmat-nikmat yang telah Allah berikan padanya di dunia,
ia pun mengakuinya. Kemudian Allah bertanya kepadanya: 'Amal apakah yang
telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?' Ia menjawab:
'Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Qur-an
hanyalah karena engkau.' Allah berkata : 'Engkau dusta! Engkau menuntut
ilmu agar dikatakan seorang 'alim (yang berilmu) dan engkau membaca
al-Qur-an supaya dikatakan seorang qari' (pembaca al-Qur-an yang baik).
Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian
diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya
ke dalam neraka.
Ketiga, orang-orang yang memiliki kelapangan rezeki dan
membagi-bagikannya. Golongan ketiga yang Allah panggil adalah para
dermawan yang selama hidupnya tidak pernah meninggalkan infaq dan
shodaqoh, Allah tunjukkan padanya nikmat-nikmat yang telah Allah berikan
padanya di dunia, maka ia pun mengenalinya. Lalu Allah bertanya : 'Apa
yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab : 'Aku
tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau
cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.'
Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya
dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang
dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar
menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.
Mereka adalah orang-orang yang semasa hidupnya selalu terlihat baik di
mata kita, yang tak tampak ada kecacatan dari padanya, yang segala
perbuatannya menjadi contoh bagi kita, namun Allah amat sangat membenci
mereka, bukan karena perbuatan mereka, tapi karena niat mereka dalam
beramal.
Kita tentu sering mendengar bahwa segala amalan bergantung niatnya,
Allah tidak hanya menilai manusia dari perbuatannya, tapi juga dari
niatnya. Seperti contoh di atas, bagaimana bisa Allah begitu membenci
orang-orang yang selama hidupnya di dunia selalu mengerjakan
amalan-amalan yang utama hanya karena niat mereka dalam beramal bukan
karena Allah, melainkan demi mendapat pujian dan sanjungan dari
manusia.
Maka sia-sia lah apa yang mereka kerjakan, di dunia mereka tentu
mendapatkan apa yang diinginkan, sanjungan, pujian, dan sebagainya,
namun di akhirat, karena niat mereka bukan karena Allah, maka nerakalah
tempat kembali mereka, na'udzubillah min dzalik.
Niat dan hati, pahala dan dosa, surga dan neraka, bukan hak manusia yang
menilai dan memutuskan, kita hanya dapat menilai apa yang kita lihat
dan dengar, tapi soal hati dan niat hanya Allah yang tau, begitupun soal
pahala dan dosa, atau surga dan neraka, hanya Allah yang berhak
memutuskan.
Tugas kita sebagai manusia adalah beribadah, beramal sholih, dengan niat
yang tulus dan ikhlas karena Allah, tidak peduli apakah kita akan
mendapat pujian atau cacian dari orang lain. Selama apa yang kita
kerjakan sesuai dengan perintah Allah dan contoh teladan dari Rasulnya
dan disertai dengan hati yang tulus ikhlas maka Insya Allah hasil yang
kita petik akan sangat indah.
Sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadhan, bersihkan hati, sucikan
pikiran, luruskan niat, kita isi bulan Ramadhan dengan ibadah, perbanyak
ibadah sunnah, tadarus Al Qur'an, mempelajari ilmu agama, shodaqoh,
dll, sesuai dengan ajaran Rasulullah, lakukan semua semata untuk Allah,
buang jauh-jauh semua pikiran dan niat selain karena Allah, Insya Allah
kita akan mendapat limpahan berkah di bulan yang suci ini.
Takhrij Hadits
Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh adz-Dzahabi I/418-419, Syaikh Ahmad Muhammad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad no. 8260 dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wat Tarhib I/114 no. 22 serta dalam Shahih an-Nasa'i II/658 no. 2940
Hadits yang semakna dengan ini diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam Sunannya, Kitab Az-Zuhud bab Ma Ja'a fir Riya' was Sum'ah no. 2382, Tuhfatul Ahwadzi VII/54 no. 2489, Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya no. 2482 dan Ibnu Hibban no. 2502-Mawariduzh Zham'an dan al-Hakim I/418-419 .