Selasa, 25 Desember 2012

Jumhur Hidayat Menyampaikan Orasi Kebudayaan
 Minggu, 23 Desember 2012 

MEMBANGUN KARAKTER INDONESIA
BERBASIS SOSIO KULTURAL1

JAKARTA, KOMPAS.com-  Kesempatan amat langka diberikan Dewan Kesenian Jakarta yang bekerja sama Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta kepada aktivis pergerakan Moh Jumhur Hidayat.
Jumhur Hidayat yang juga Kepala BNP2TKI, diminta memberikan orasi kebudayaan pada Minggu (23/12/2012) malam. Jumhur mengungkapkan, karakter atau identitas keindonesiaan bukan kategori warisan kebudayaan mati melainkan sebuah keniscayaan.
Itu sebabnya, keindonesiaan itu akan terus hidup sesuai perjalanan waktu, selain diyakini selamanya ditopang oleh perkembangan akal budi manusia Indonesia yang dikenal memiliki kecintaan sangat besar atas kehormatan bangsa dan negaranya.  
Demikian antara lain yang disampaikan Jumhur yang membacakan Pidato Kebudayaan bertajuk, "Membangun Karakter Indonesia Berbasis Sosio Kultural" di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Menurut Jumhur, penguatan karakter Indonesia tidak boleh terbentuk karena meniru-niru secara absolut dari akar sekaligus produk budaya asing.
Sebab, karakter Indonesia harus tetap menunjukkan nila-nilai yang hidup dan ditumbuhkan berdasarkan pengalaman asli budaya bangsa sendiri, yang sejarahnya nyata-nyata mengandung keunggulan di berbagai bidang itu.
"Marilah kita amati secermat-cermatnya, bahwa modernisasi yang terus berlangsung dapat menjadikan jiwa kita gersang jika sekadar dikembangkan melalui budaya rasionalitas Barat yang kaku, sedangkan rasionalitas itu sebenarnya bisa dibumikan dengan budaya setempat untuk menghasilkan 'output' lebih bagus lagi bagi kemajuan bangsa," ujar Jumhur.
Menurut Jumhur, upaya bangsa Indonesia belajar dari bangsa Barat bukan untuk meninggalkan budaya yang ada apalagi mengkhianatinya, tetapi justru memanfaatkannya untuk mempererat semangat dan meninggikan unsur-unsur kebudayaan di Tanah Air secara berdayaguna.
Jumhur pun menyatakan ketaksetujuannya membangun karakter Indonesia yang menyerap begitu banyak kebudayaan asing namun mengabaikan keluhuran budaya suku-suku bangsa Indonesia.
"Sudah seharusnya kita menggali terlebih dahulu keunggulan budaya dari suku-suku bangsa Indonesia dan kemudian menjadikan kekuatan gabungannya yang siap menyerap keunggulan budaya dari perlintasan budaya luar, sehingga akan mewujudkan lebih hebat karakter Indonesia yang sesungguhnya," papar Jumhur.
 
Editor :
Tjahja Gunawan Diredj

Tidak ada komentar:

Posting Komentar